TUGAS
IBD
MAKALAH
TENTANG MANUSIA DAN PENDERITAAN
KELOMPOK : 5
ANGGOTA :
1.
RIAN FALDY
2.
MOHAMMAD
ILYAS
3.
ERRIKA
4.
RACHMAT
SETIAHADI
KELAS : 1KA32
DAFTAR
ISI
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………… 1
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………….. 2
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………. 3 1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………….. 3
BAB II
PEMBAHASAN…………………………………………………………. 4
2.1 PENGERTIAN
PENDERITAAN…………………………………… 4
2.2
SIKSAAN…………………………………………………………….. 5
2.3 KEKALUTAN
MENTAL……………………………………………. 6
2.4
PENDERITAAN DAN PERJUANGAN……………………………. 7
2.5
PENDERITAAN,MEDIA MASSA DAN SENIMAN……………… 8
2.6
PENYEBAB MUNCULNYA PENDERITAAN……………………. 9
2.7
PENGARUH PENDERITAAN……………………………………… 10
BAB III CONTOH KASUS DAN
ANALISISNYA……………………………. 11
3.1
ANALISIS……………………………………………………………. 11
3.2
CONTOH KASUS…………………………………………………… 11
BAB IV RINGKASAN
MATERI……………………………………………….. 13
4.1
HAL-HAL POSITIF YG DAPAT DITERAPKAN DALAM
KEHIDUPAN SEHARI-HARI……………………………………... 13
4.2
HAL-HAL NEGATIF YG HARUS DIHINDARI DALAM
KEHIDUPAN SEHARI-HARI…………………………………….. 13
4.3
MIND MAP…………………………………………………………… 14
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………….. 15
KATA PENGANTAR
Makalah tentang Manusia dan Penderitaan
ini di susun dan di persiapkan sebagai makalah petunjuk atau pegangan mahasiswa agar memperoleh wawasan
atau gambaran serta memperoleh pengetahuan dan pengertian tentang kehidupan sehari
- hari yang terjadi disekitar masyarakat yang sering kita rasakan. Serta
untuk mempermudah mahasiswa dalam
belajar.
Makalah ini
memang masih jauh dari sempurna baik dalam isi, susunan maupun cara
penyajiannya. Untuk itu segala kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
kami harapkan dari pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penderitaan merupakan realitas dunia
dan manusia. Peranan individu juga menentukan berat-tidaknya Intensitas
penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang, belum
tentu merupakan penderitaan bagi orang lain.
Karena penderitaan yang banyak
jenisnya. Ada yang mendapat hikmah yang besar dari suatu penderitaan, ada pula
yang menyebabkan kehancuran dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum
tentu tidak bermanfaat. Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada
orang lain.
Semua orang pasti pernah mengalami sebuah penderitaan, entah itu penderitaan fisik, penderitaan batin, penderitaan materi atau apapun itu, tetapi sikap setiap orang untuk menghadapi sebuah penderitaan berbeda-beda. Ada yang bersikap pasrah dan tidak menerima keadaan itu tetapi ada juga yang bersikap menerima dan berusaha untuk memperbaiki keadaan yang ada agar penderitaan itu berakhir. Sikap itu lah yang membedakan taraf kesabaran manusia.
Semua orang pasti pernah mengalami sebuah penderitaan, entah itu penderitaan fisik, penderitaan batin, penderitaan materi atau apapun itu, tetapi sikap setiap orang untuk menghadapi sebuah penderitaan berbeda-beda. Ada yang bersikap pasrah dan tidak menerima keadaan itu tetapi ada juga yang bersikap menerima dan berusaha untuk memperbaiki keadaan yang ada agar penderitaan itu berakhir. Sikap itu lah yang membedakan taraf kesabaran manusia.
Ada
satu hal yang menjadi pintu gerbang yang menjadi penentu keberhasilan
seseorang. Hal yang dimaksud adalah mental. Setiap jiwa manusia memiliki mental
dan mental itulah yang membuat bergeraknya perbuatan manusia. Kualitas
seseorang akan semakin berkualitas apabila orang tersebut memiliki mental yang
baik tetapi akan terjadi sebaliknya jika seseorang tidak memiliki mental yang
baik maka orang tersebut akan mengalami sebuah jalan hidup yang tidak menyenangkan
bahkan dapat memancing sebuah penderitaan.
Hal
yang paling berbahaya adalah apabila kita sudah mengalami kekalahan mental.
Kekalahan mental dapat terjadi apabila kita tidak mampu menerima suatu keadaan
yang sedang terjadi didalam diri kita. Kekalahan mental yang terjadi didalam
diri seseorang maka orang tersebut tidak akan dapat menyelesaikan seluruh
masalah yang sedang dihadapinya dan orang tersebut dapat menjadi menderita
dengan hidupnya. Oleh sebab itulah mental sangat berperan penting dalam kehidupan
seseorang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta yaitu dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan liku-liku kehidupan manusia. Bagaimana manusia menghadapi penderitaan dalam hidupnya ? penderitaan fisik yagn dialami manusia tentulah diatasi dengan cara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya, sedangkan penderitan psikis,penyembuhannya terletak pada kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikik yang dihadapinya.
Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan “risiko” hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bennakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya. Untuk itu pada umumnya manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya, hanya saja mampukah manusia menangkap atau tanggap terhadap peringatan yang diberikanNya? . Tanda atau wangsit demikian dapat berupa mimpi sebagai pemunculan rasa tidak sadar dari manusia waktu tidur, atau mengetahui melalui membaca koran tentang terjadinya penderitaan.
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta yaitu dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan liku-liku kehidupan manusia. Bagaimana manusia menghadapi penderitaan dalam hidupnya ? penderitaan fisik yagn dialami manusia tentulah diatasi dengan cara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya, sedangkan penderitan psikis,penyembuhannya terletak pada kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikik yang dihadapinya.
Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan “risiko” hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bennakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya. Untuk itu pada umumnya manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya, hanya saja mampukah manusia menangkap atau tanggap terhadap peringatan yang diberikanNya? . Tanda atau wangsit demikian dapat berupa mimpi sebagai pemunculan rasa tidak sadar dari manusia waktu tidur, atau mengetahui melalui membaca koran tentang terjadinya penderitaan.
Dalam
diri manusia itu ada cipta, rasa dan karsa. Karsa adalah sumber yang menjadi
penggerak segala aktivitas manusia. Cipta adalah realisasi dari adanya karsa
dan rasa. Baik karsa maupun rasa selalu ingin dipuaskan. Karena selalu ingin
dilayani, sedangkan rasa selalu ingin dipenuhi tuntutannya, baru dalam keduanya
menemukan apa yang dicarinya atau diharapkan manusia akan merasa senang dan
merasa bahagia.
Apabila karsa dan rasa tidak
terpenuhi apa yang dimaksudkan, manusia akan mendatangkan rasa kurang
mengakibatkan munculnya wujud penderitaan, bahkan lebih dari itu, yaitu rasa
takut. Rasa takut itu justru sudah menyelinap dan datang menyerang kita sebelum
bencana atau bahaya itu datang menyerangnya. Kedua rasa itu termasuk penyakit
batin manusia, maka usaha terbaik ialah menyehatkan bathin itu sendiri, rasa
kurang itu muncul dikarenakan adanya anggapan lebih pada pihak lain.
Faktor – faktor yang mempengaruhi penderitaan itu adalah faktor internal dan faktor eksternal. Eksternal datangnya dari luar diri manusia. Factor ini dapat dibedakan atas dua macam ; yaitu eksternal murni dan tak murni. Eksternal murni adalah penyebab yang benar – benar berasal dari luar diri manusia yang bersangkutan. Penderitaan itu tidak bukan merupakan akibat ulah manusia yang bersangkutan.
Faktor – faktor yang mempengaruhi penderitaan itu adalah faktor internal dan faktor eksternal. Eksternal datangnya dari luar diri manusia. Factor ini dapat dibedakan atas dua macam ; yaitu eksternal murni dan tak murni. Eksternal murni adalah penyebab yang benar – benar berasal dari luar diri manusia yang bersangkutan. Penderitaan itu tidak bukan merupakan akibat ulah manusia yang bersangkutan.
2.2 Siksaan
Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, sadisme, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan.
Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, sadisme, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan.
Siksaan dapat digunakan sebagai suatu
cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan yang sifatnya psikis bisa berupa : kebimbangan, kesepian,
ketakutan. Ketakutan yang berlebih-lebihan yang
tidak pada tempatnya disebut phobia.banyak sebab yang menjadikan seseorang
merasa ketakutan antara lain : claustrophobia dan agoraphobia, gamang,
ketakutan, kesakitan, kegagalan.
Para
ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari
suatu problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan
ditaklukan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat
tingkah laku penderita percaya bahwa suatu phobia adalah problem nya dan tidak
perlu menemukan sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan.
Kebanyakan ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena si
penderita hidup dalam keadaan ketakutan terus menerus, membuat keadaan si
penderita sepuluh kali lebih parah.
Banyaknya
macam kasus penderitaan sesuai dengan liku liku kehidupan manusia. Penderitaan
fisik yang dialami manusia tentulah diatasi dengan cara medis untuk mengurangi
atau menyembuhkannya, sedangkan penderitaan psikis, penyembuhan nya terletak
pada kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikis yang
dihadapinya.
2.3 Kekalutan Mental
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai
kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental adalah gangguan
kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus
diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar.
Gejala permulaan bagi seseorang yang
mengalami kekalutan mental adalah :
1.
Nampak
pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada
lambung.
2.
Nampak
pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu,
mudah marah.
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah
:
1.
Gangguan
kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun
rohani.
2.
Usaha mempertahankan diri dengan cara negative.
3.
Kekalutan merupakan titik patah (mental
breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
Sebab-sebab timbulnya kekalutan
mental :
1.
Kepribadian
yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
2.
Terjadinya
konflik sosial budaya.
3.
Cara
pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap
kehidupan sosial.
Proses
kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya kearah positif dan
negatif.
·
Dalam
hal positif : Trauma jiwa yang dialami
dijawab dengan baik sebagai usaha agar tetap survey dalam hidup, misalnya
melakukan sholat tahajut, ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah
kejatuhan dalam hidupnya.
·
Dalam
hal negative : Trauma yang dialami
diperlarutkan sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan
batin akibat tidak tercapai nya apa yang diinginkan.
Bentuk - bentuk frustrasi :
1.
Agresi
berupa kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak terkendali dan secara
fisik berakibat mudah terjadi hipertensi atau tindakan sadis yang dapat
membahayakan orang sekitarnya.
2.
Regresi
adalah kembali pada pola perilaku yang primitif atau ke kanak-kanakan.
3.
Fiksasi
adalah peletakan pembatasan pada satu pola yang sama (tetap) misalnya dengan
membisu.
4.
Proyeksi
merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap
sendiri yang negatif kepada orang lain.
5.
Identifikasi
adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya.
6.
Narsisme
adalah self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya
lebih superior dari paa orang lain.
7.
Autisme
adalah menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi
dengan orang lain, ia puas dengan fantasi nya sendiri yang dapat menjurus ke
sifat yang sinting.
Penderitaan kekalutan mental banyak
terdapat dalam lingkungan seperti :
1.
Kota – kota besar
2.
Anak-anak berusia muda
3.
Wanita
4.
Orang yang tidak beragama
5.
Orang yang terlalu mengejar materi
2.4
Penderitaan Dan Perjuangan
Penderitaan
pasti di alami oleh setiap individu. Namun, jika individu tersebut tidak
mencoba berjuang untuk bangkit dari keterpurukan, hanya depresi dan kekalutan
yang akan terus dirasakan. Salah satu cara untuk terlepas dari keterpurukan
adalah dengan cara berjuang melewati keterpurukan tersebut. Tetapi, ingin
berjuang untuk bangkit dari keterpurukan atau tidak, itu tergantung dari setiap
individu itu sendiri yang mengalami penderitaan tersebut.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. caranya yaitu berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Manusia hanya merencanakan dan Tuhan yang menentukan.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. caranya yaitu berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Manusia hanya merencanakan dan Tuhan yang menentukan.
Mendekatkan diri kepada Tuhan Yang
Maha Esa, selelu berfikir positif, dan tetap bersemangat menjalani kehidupan,
merupakan contoh-contoh tindakan untuk terlepas dari hal-hal atau dampak suatu
penderitaan. Walaupun tidak mudah untuk bangkit dari penderitaan, namun jika
terus berjuang, terus mencoba untuk bangkit pasti akan dapat terlepas dari
dampak penderitaan tersebut.
2.5 Penderitaan, Media Massa Dan
Seniman
Beberapa sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusia ialah kecelakaan, bencana alam, bencana perang. dan lain-lain. Contohnya ialah tenggelamnya kapal Tampomas Dua di perairan Masalembo, jatuhnya pesawat hercules yang mengangkut para perwira muda di Condet, Meletusnya gunung galunggung,perang Irak-Iran.
Beberapa sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusia ialah kecelakaan, bencana alam, bencana perang. dan lain-lain. Contohnya ialah tenggelamnya kapal Tampomas Dua di perairan Masalembo, jatuhnya pesawat hercules yang mengangkut para perwira muda di Condet, Meletusnya gunung galunggung,perang Irak-Iran.
Berita
mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar TV,
pesawat radio, dengan maksud supaya semua orang yang menyaksikan ikut merasakan
dari jauh penderitaan manusia. Dengan demikiaan dapat menggugah hati manusia
untuk berbuat sesuatu. Nyatanya tidak sedikit bantuan dari para dermawan dan
sukarelawan berupa material atau tenaga untuk meringankan penderitaan dan
penyelamatan mereka dari musibah ini. Bantuan-bantuan ini dilakukan secara
perseorangan ataupun melalui organisasi-organisasi sosial, kemudian dikirimkan
atau diantarkan langsung ke tempat-tempat kejadian dan tempat-tempat
pengungsian.
Media masa merupakan alat yang paling
tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara
cepat kepada masyarakt. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk
menentukan sikap antara sesama manusia terutama bagi yang merasa simpati.
Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui
karya seni, sehingga para pembaca, penontonnya dapat menghayati penderitaan
sekaligus keindahan karya seni. Sebagai contoh bagaimana penderitaan anak
bemama Arie Hangara yang mati akibat siksaan orang tuanya sendiri yang
difilmkan dengan judul “Arie Hangara”.
2.6 Penyebab Munculnya Penderitaan
Berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan,
maka penderitaan manusia dibagi menjadi 2 kelompok yakni :
1.
Penderitaan
yang muncul karena perbuatan buruk manusia.
Penderitaan ini muncul disebabkan
hubungan antara manusia dengan lingkungan sekitarnya baik dengan antar sesama
manusia ataupun dengan alam. Penderitaan ini dapat muncul karena ketidak harmonisan
antara elemen satu dengan yang lainnya. contohnya pada hubungan dalam
bermasyarakat, ada kalanya didalam bermasyarakat terdapat perbedaan pendapat
yang dapat menimbulkan perselisihan diantara satu dengan yang lainnya, hal ini
bisa saja mengakibatkan timbulnya rasa dengki, marah, bahkan saling menuduh
atau menjelek-jelekan. Dalam hal ini, penderitaan yang dialami adalah
penderitaan secara batin karena terdapat rasa sakit hati hingga timbul
rasa ketidak harmonisan. Selain karena
ketidak harmonisan dengan sesama, ketidak harmonisan dengan alam juga dapat
membawa penderitaan.
Contohnya apa yang sedang terjadi
saat ini yaitu bencana alam terjadi dimana-mana. Karena kesalahan manusia
terhadap alam lah yang membuat alam menjadi tidak bersahabat lagi dengan
manusia maka muncul lah penderitaan pada setiap orang yang terkena bencana
alam. penderitaan yang dialami adalah penderitaan secara fisik dan batin,
karena mereka yang terkena bencana alam harus rela kehilangan harta benda
bahkan keluarga mereka.
2.
Penderitaan
yang muncul karena suatu penyakit/siksaan.
Penderitaan manusia dapat juga
terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal,
dan sifat optimis dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan
itu. Banyak contoh kasus penderitaan semacam ini dialami manusia. Beberapa
kasus penderitaan dapat diungkapkan seperti berikut ini : Seorang anak lelaki
buta sejak diahirkan, diasuh dengan tabah oleh orang tuanya. Ia disekolahkan,
kecerdasannya luar biasa. Walaupun ia tidak dapat melihat dengan mata hatinya
terang benderang. Karena kecerdasannya, ia memperoleh pendidikan sampai di
universitas dan akhirnya memperoleh gelar doctor di Universitas Sourbone
Perancis. Dan dia adalah Prof.Dr. Thaha Husen, guru besar Universitas di Kairo,
Mesir.
2.7 Pengaruh Penderitaan
Pengaruh penderitaan dapat
berupa kekecewaan, duka, kesedihan, kekacauan hati dan fikiran. Pengaruh
penderitaan juga dapat berupa perubaahn pola berfikir seseorang, perubahan
tingkah laku, serta pandangan hidup seseorang. Tidak dapat dipungkiri jika
suatu penderitaan yang di alami oleh setiap orang, masih banyak yang
berpandangan bahwa penderitaan hanya membawa dampak buruk atau pengaruh buruk
bagi mereka. Berikut
ini salah satu contoh sikap dari
pengaruh penderitaan dalam hal negitif dan positif :
·
Sikap
negative misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa,
atau ingin bunuh diri. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap
anti, misalanya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup, dan
sebagainya.
·
Sikap
positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan, bahwa hidup bukan rangkaian
penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan dan
penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif,
tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti.
Misalnya sifat anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa, dan lain
lain.
BAB
III
CONTOH
KASUS DAN ANALISISNYA
3.1
Analisis
Manusia, merupakan suatu makhluk yang sangat
kompleks, selain mempunyai rasa kasih dan cinta, ternyata manusia juga
mempunyai apa itu rasa penderitaan, sebagai salah satunya adalah kekalutan
mental.
Seperti yang ada pada kehidupan sehari-hari, banyak manusia yang mengalami masalah kekalutan mental, misal, seorang mahasiswa yang akan melakukan kegiatan sidang untuk besok (presentasi skirpsi), tak sedikit darinya yang pasti akan merasakan grogi yang luar biasa, dan biasanya akan timbul penampakan gejalanya baik fisik maupun rohani.
Ada kala juga jika seorang manusia remaja yang sedang mengalami patah hati dikarenakan ada penolakan di dalam cinta, maka secara reflek kejiwaannya akan mengalami kekalutan (meskipun hanya bersifat sementara).
misal juga, ada seorang yang sudah ditanggung jawabkan dalam kepercayaan yang sangat penting, namun disaat itu juga dia melakukan kesalahan yang besar, dan sehingga membuat namanya tercoreng, dan kebanyakan tipe orang seperti ini (meskipun bukan mayoritas) hanya lari dari masalahnya, sebenarnya dia ingin menyelesaikan masalahnya, tetapi akan ketakutan yang besar akan kesalahan yang dia perbuat, maka dia lebih memilih untuk mundur dari masalah.
Seperti yang ada pada kehidupan sehari-hari, banyak manusia yang mengalami masalah kekalutan mental, misal, seorang mahasiswa yang akan melakukan kegiatan sidang untuk besok (presentasi skirpsi), tak sedikit darinya yang pasti akan merasakan grogi yang luar biasa, dan biasanya akan timbul penampakan gejalanya baik fisik maupun rohani.
Ada kala juga jika seorang manusia remaja yang sedang mengalami patah hati dikarenakan ada penolakan di dalam cinta, maka secara reflek kejiwaannya akan mengalami kekalutan (meskipun hanya bersifat sementara).
misal juga, ada seorang yang sudah ditanggung jawabkan dalam kepercayaan yang sangat penting, namun disaat itu juga dia melakukan kesalahan yang besar, dan sehingga membuat namanya tercoreng, dan kebanyakan tipe orang seperti ini (meskipun bukan mayoritas) hanya lari dari masalahnya, sebenarnya dia ingin menyelesaikan masalahnya, tetapi akan ketakutan yang besar akan kesalahan yang dia perbuat, maka dia lebih memilih untuk mundur dari masalah.
3.2 Contoh Kasus
Contoh
gamblang penderitaan manusia yang dapat diambil hikmahnya diantaranya tokoh filsafat
ekistensialisme Kierkegaard (1813-1855) seorang filsafat asal Denmark yang
sebelum menjadi filsafat besar, sejak masa kecil banyak mengalami penderitaan.
Penderitaan
yang menimpanya, selain melankoli karena ayahnya yang pernah mengutuk Tuhan dan
berbuat dosa melakukan hubungan badan sebelum menikah dengan ibunya, juga
kematian delapan orang anggota keluarganya, termaksud ibunya selama dua tahun
berturut-turut. Peristiwa ini menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi Soren
Kierkegaard, dan ia menafsirkan peristiwa ini sebagai kutukan Tuhan akibat
perbuatan ayahnya. Keadaan demikian, sebelum Kierkegaard muncul sebagai
filsafat menyebabkan dia mencari jalan membebaskan diri (kompensasi) dari
cengkraman derita dengan jalan mabuk-mabukan. Karena derita yang tak kunjung
padam, Kierkegaard mencoba mencari “hubungan” dengan Tuhannya, bersamaan dengan
keterbukaan hati ayahnya dari melankoli. Akhirnya ia menemukan dirinya sebagai
seorang filsafat eksistensial yang besar.
Penderitaan Nietzsche
(1844-1900), seorang filsafat Prusia dimulai sejak kecil, yaitu sering sakit,
lemah, serta kematian ayahnya ketika ia masih kecil. Keadaan ini menyebabkan ia
suka menyendiri, membaca dan merenung diantara kesunyian sehingga ia menjadi
filsafat besar.
Lain
lagi dengan filsafat Rusia yang bernama Berdijev (1874-1948). Sebelum dia
menjadi filsuf, ibunya sakit-sakitan. Ia menjadi filsafat juga akibat
menyaksikan masyarakatnya yang sangat menderita dan mengalami ketidakadilan.
Sama
halnya dengan filsafat Sartre (1905-1980) yang lahir di Paris, Perancis. Sejak
kecil fisiknya lemah, sensitif, sehingga dia menjadi cemoohan teman-teman
sekolahnya. Penderitaanlah yang menyebabkan ia belajar keras sehingga menjadi
filsafat yang besar.
Masih
banyak contoh lainnya yang menunjukkan bahwa penderitaan tidak selamanya
berpengaruh negatif dan merugikan, tetapi dapat merupakan energi pendorong
untuk menciptakan manusia-manusia besar.
Contoh lain ialah penderitaan yang
menimpa pemimpin besar umat Islam, yang terjadi pada diri Nabi Muhammad. Ayahnya
wafat sejak Muhammad dua bulan di dalam kandungan ibunya. Kemudian, pada usia 6
tahun, ibunya wafat. Dari peristiwa ini dapat dibayangkan penderitaan yang
menimpa Muhammad, sekaligus menjadi saksi sejarah sebelum ia menjadi pemimpin
yang paling berhasil memimpin umatnya (versi Michael Hart dalam Seratus Tokoh
Besar Dunia).
Dalam riwat hidup Bhuda Gautama yang
dipahatkan dalam bentuk relief Candi Borobudur, terlihat adanya penderitbn.
Tergambar seorang pangeran (Sidharta) yang meninggalkan istana yang
bergelimangan hata, memilih ke hutan untuk menjadi biksu dan makan dengan cara
megembara di hutan yang penuh penderitaan.
Riwayat tokoh tokoh besar di Indonesia
pun dengan penderitaan. Buya Hamka mengalami penderitaanya hebat pada masa
kecil, hingga ia hanya mengecap sekolah kelas II. Namun ia mampu menjadi orang
besar pada zamanya, berkat perjuangan hidup melawan penderitaan. Contoh lain
adalah Bung Hata yang beberapa kali mengalami pembuangan namun pada akhirnya ia
dapat menjadi pemimpin bangsanya.
Ketika
membaca kisah tokoh-tokoh besar tersebut, kita dihadapkan pada jiwa besar,
berani karena benar, rasa tangung-jawab, dan sebagainya. Dan tidak ditemui jiwa
munafik plin-plan, dengki, iri dan sebagainya.
BAB IV
RINGKASAN MATERI
4.1 Hal-Hal Positif Yang Dapat
Diterapkan Sehari-Hari Karena Ringkasan Ini :
1.
Tabah dengan penderitaan yang sedang dialami, tidak
pantang menyerah.
2.
Selalu bersyukur
dengan apa yang telah kita dapat.
3.
Selalu membantu
orang lain yang mendapatkan penderitaan.
4.
Tidak membesar-besarkan
penderitaan.
5.
Selalu memiliki
pengetahuan yang luas dalam hal penderitaan.
6.
Selalu positive
thinking dengan apa yang kita dapat.
7.
Membuat
penderitaan itu merupakan sesuatu yang positif untuk kita dan menjadi bangkit
dari keterpurukan.
8.
Selalu memakai
pikiran kita dengan baik.
9.
Membuat
penderitaan itu merupakan berkat dari Tuhan sebagai pikiran bahwa dengan
penderitaan hidup dapat menjadi lebih berwarna. Tidak hanya rasa manis saja tetapi
rasa pahit, asin, gurih, asam yang ada di dalam kehidupan kita.
4.2 Hal-Hal Negatif Yang Harus
Dijauhi Dalam Kehidupan Sehari-Hari Karena Ringkasan Ini :
1. Jangan
berfikir negatif tentang penderitaan yg kita hadapi.
2. Jangan
selalu melihat bahwa rumput di halaman orang lain lebih hijau dari pada rumput
di halaman rumah kita maksudnya Jangan melihat bahwa kehidupan orang lain lebih
indah daripada hidup kita, sebenarnya tanpa disadari hidup kita sudah indah.
3. Jangan
terlalu lama terpuruk dalam penderitaan.
4. Jangan
perpikiran negatif tentang penderitaan yg kita hadapi, anggap saja itu cobaan
yang akan indah akhirnya.
5. Jangan
selalu menilai bahwa hidup kita ini menderita, karena penderitaan itu adalah
relatif. Maksudnya bahwa apa yang kita pikirkan tentang pengertian penderitaan
itu pasti berbeda dengan pengertian dari orang lain.
6. Jangan
selalu berpikir bahwa orang yang menderita adalah orang yang tidak dapat
berbuat apa-apa. Bangkitlah dengan penderitaan itu, tidak semua orang pernah
mendapatkan penderitaan yang sama dengan anda.
7. Jangan
pernah menilai bahwa penderitaan adalah pemberian dari Tuhan. Penderitaan
adalah kita sendiri yang membuatnya. Kita yang menuai kita yang mendapatkan
hasilnya.
8. Jangan
melampiaskan rasa kecewa karena penderitaan yang kita hadapi kepada orang lain.
9. Jangan
pernah menyusahkan orang lain.
10.
Jangan bersikap tidak peduli dengan penderitaan
orang lain.
4.3 Mind Map
DAFTAR PUSTAKA
·
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/04/tugas-ibd-manusia-dan-penderitaanhttp://meilimeili.wordpress.com/tag/kekalutan-mental/http://ajengbells-tinkerbell.blogspot.com/2012/04/penderitaan-dan-perjuangan.html